2013-03-26

Pusar Jiwa

Kala malam menjelang, sang surya pun kembali ke peraduan. Menandakan gelap datang dan terang menghilang. Terikan ular besi pun memecah keheningan. tutt...tutt..tutt
Kali ini sang ular bergerak pelan tapi pasti menuju Ibu kota pertiwi. Menghantarkan jiwa-jiwa sunyi menuju belahan hati. Entah waktu memisahkan dua insan yang saling jatuh hati, sehingga kerinduan pun minta jatah diobati.
Berkilo-kilo jarak ditempuh oleh rongsokan besi tua ini. Menghantarkan putra dan putri menuju belahan hati. Memecah sunyinya malam yang gelap akan bintang dan rembulan. Detik demi detik berganti, menit pun tak mau ketinggalan, dan akhirnya jam pun beranjak dari angka rendah menuju yang lebih tingi.
Namun, apalah arti semua ini? Kala kesunyian hati menyergap, mengurung dan memenjarakan kerinduan akan kekasih hati.
Malam semakin sunyi dan senyap ketika rengekan besi tua yang pasungan dalam apitan memecah keheningan. Para penumpang pun tak mau peduli, yang penting mereka sampai ibu pertiwi, bertemu dengan kekasih hati, memadu rindu yang minta jatah diobati.
waktu menujukkan pukul empat pagi kala sang ular sampai ibu kota pertiwi. Sang ularpun kembali ke sarang, minta jatah makan dan minuman. para penumpuang berhamburan mencari tempat yang diinginkan. Mencari puzzle jiwa yang lama tak bertemu, mengais kasih yang jarang orang tahu.
Terik surya semakin membakar kulit ini. itupun tak menghalangi bertemunya dua hati. Dua hati yang memadu kasih dan rindu, menuju pusar jiwa, dimana hanya cinta yang bersemayam disana.
Pusar jiwa merupakan tempat bertemunya pencinta dan yang dicintai. Tak ada lagi kata benci, yang ada hanya saling mengisi, saling memberi dan saling berbagi. Itulah tautan hati yang jarang dipahami oleh mereka yang mengagungkan materi. Cinta tak lagi bicara soal harta, soal tampan ataupun jelita, tetapi soal rasa. Itulah misteri trdalam manusia, yang tak mampu diukur dengan jangka, ataupun skala. Namun, ia bisa dideteksi oleh tajamnya rasa. Anugrah Tuhan yang jarang sekali disyukuri.
                                                                                                                 *Besi Tua, 20 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar